H.O.S Tjokroaminoto: Orang Indonesia yang Pertama Masuk Gerakan Ahmadiyah

SMI News,  Jakarta – “Orang Ahmadiyah Lahore yang pertama  di Indonesia adalah Bapak H.O.S. Tjokroaminoto.” Demikian ditegaskan oleh  Djalaluddin Irshad putera mendiang  Prof. Muhammad Irshad kepada redaksi. “Karena pada saat itu Mubaligh Gerakan Ahmadiyah, Mirza Wali Ahmad Baigh belum diberi wewenang untuk menerima baiat dari orang-orang yang hendak bergabung kedalam Gerakan Ahmadiyah, maka baitnya itu dilakukan dengan cara tertulis ke Lahore, ini saya jelaskan karena saya tahu betul masalah ini karena orang kedua yang melakukan baiat dengan cara yang sama yaitu bapak saya.” Demikian imbuhnya.

Persoalan Ahmadiyah yang mengemuka akhir-akhir ini memang menjadi keprihatinan semua kalangan,  termasuk tokoh-tokoh senior yang kebetulan memang menjadi pelaku sejarah atau setidaknya menjadi saksi sejarah.  “Kalau mau jujur ya banyak sekali orang yang mendapat ajaran dari Gerakan Ahmadiyah lalu menjadi pejabat atau birokrat tetapi mereka tidak mengakuinya, ya itu ndak masalah karena memang itu hak masing-masing individu.”  Tambahnya.  Ketika didesak siapa saja tokoh-tokoh tersebut?, ”ya tidak etis lah menyebut namanya, tetapi ada, karena mereka itu teman-teman saya mengaji waktu kecil.” Pungkasnya.

Sebagaimana penegasan Menteri Agama Surya Dharma Ali dalam RDP dengan Komisi VIII  DPR, 9 Pebruari 2011 silam, “kalau Ahmadiyah Lahore itu tidak masalah yang sesat adalah Ahmadiyah Qadiyan”.(ard)

SMI News, Jakarta – “Orang Ahmadiyah Lahore yang pertama di Indonesia adalah Bapak H.O.S. Tjokroaminoto.” Demikian ditegaskan oleh Djalaludin Irsyad putera mendiang Prof. Muhammad Irsyad kepada redaksi. “Karena pada saat itu Mubaligh Gerakan Ahmadiyah, Mirza Wali Ahmad Baigh belum diberi wewenang untuk menerima baiat dari orang-orang yang hendak bergabung kedalam Gerakan Ahmadiyah, maka baitnya itu dilakukan dengan cara tertulis ke Lahore, ini saya jelaskan karena saya tahu betul masalah ini karena orang kedua yang melakukan baiat dengan cara yang sama yaitu bapak saya.” Demikian imbuhnya.

Persoalan Ahmadiyah yang mengemuka akhir-akhir ini memang menjadi keprihatinan semua kalangan, termasuk tokoh-tokoh senior yang kebetulan memang menjadi pelaku sejarah atau setidaknya menjadi saksi sejarah. “Kalau mau jujur ya banyak sekali orang yang mendapat ajaran dari Gerakan Ahmadiyah lalu menjadi pejabat atau birokrat tetapi mereka tidak mengakuinya, ya itu ndak masalah karena memang itu hak masing-masing individu.” Tambahnya. Ketika didesak siapa saja tokoh-tokoh tersebut?, ”ya tidak etis lah menyebut namanya, tetapi ada, karena mereka itu teman-teman saya mengaji waktu kecil.” Pungkasnya.

Sebagaimana penegasan Menteri Agama Surya Dharma Ali dalam RDP dengan Komisi VIII DPR, 9 Pebruari 2011 silam, “kalau Ahmadiyah Lahore itu tidak masalah yang sesat adalah Ahmadiyah Qadiyan”.(ard)